Selasa, 06 September 2011

Bieber Short Story #Jessicastory

Tadinya ini aku bikin khusus buat JBeeINDONESIA contest, tapi ga masuk 10 besar -___-" cuma ya udah lah yaaaaa (:
Dan aku pikir mending aku post aja sekalian di blog, hehehe (: siapa tau ada yg minat baca



Bieber Love Story, #Jessicastory written by @ribkadel
“Mengapa harus berbohong? Padahal, kalau kau jujur, seberapa pahitnya pun itu, aku tak akan mungkin bisa marah kepadamu.
Jessica kembali memandangi kartu kecil di tangannya. Tulisan Justin masih jelas disana, tulisan cakar ayam yang masih bisa dibaca, di atas kartu ucapan berwarna biru langit yang meneduhkan, yang warnanya sudah mulai memudar. Kartu yang diberikan Justin sekitar 6 bulan yang lalu, waku Justin akhirnya mengetahui kalau ada sesuatu antara Jessica dan Ryan, teman baiknya.
Saat itu, Justin baru memulai tur-nya. Baru menjadi artis, baru menjalani hari-harinya sebagai penyanyi. Dan baru pindah ke Atlanta, meninggalkan Jessica di Stratford, tapi, kata Justin, bukan berarti dia meninggalkan hubungan mereka yang baru terjalin sekitar 3 bulan.
Dan saat itu, Justin pulang ke Stanford tanpa pemberitahuan. Niatnya ingin memberi kejutan kepada Jessica. Tapi, justru dia yang terkejut, karna apa yang dilihatnya benar-benar menggoreskan luka. Jessica sedang bersenda gurau dengan Ryan di rumahnya, di pelukan Ryan, sambil menonton TV. Dan Ryan dengan lembut mengelus-elus kepala rambut Jessica, mencium puncak kepalanya, sebelum akhirnya dia sadar Justin ada disana.
Perkelahian hebat terjadi. Ryan tidak pulang meninggalkan Jessica sendiri. Justru dia mencoba menjelaskan keadaan kepada Justin. Tapi Justin marah, mengamuk, emosi. Apa-apaan ini? Selama 2 bulan dia meninggalkan pacarnya, teman terbaiknya merebutnya begitu saja. Hubungan mereka masih resmi, masih sah, masih berpacaran dan belum putus. Tapi, bagaimana mungkin Jessica bisa melakukan hal ini padanya?
“Kenapa harus berbohong, bila akhirnya kebenaran akan kuketahui. Kenapa tak jujur dari awal? Kenapa?”
Jessica kembali membaca bagian lain dari kartu itu. Masih kartu yang sama, masih tulisan yang sama. Kala itu, Justin langsung pulang ke Atlanta, setelah pertengkaran mereka. Tapi, mereka masih bersama, masih memiliki hubungan itu, masih pacaran. Dan Ryan berkata kalau dia akan masuk ke sekolah atlit hockey, sekolah berasrama, dan meninggalkan Jessica di Stratford. Dan hanya pulang 1 sampai 2 kali dalam sebulan.
Hubungan Jessica dan Justin membaik. Mereka masih berpacaran. Jessica bahkan pernah diajak ke konser Justin yang di Canada. Diberi tiket backstage, dan mendukung Justin saat dia akan tampil. Saat Justin mulai nervous sebelum naik panggung. Saat Justin menyelesaikan konsernya. Dan Jessica ada disana, memberi pelukan penyemangat untuk menenangkan Justin sebelum naik panggung, dan memberi pelukan selamat ketika Justin turun dari atas panggung dengan penuh keringat.
“Aku tak dapat marah padamu. Aku tak dapat membencimu. Jangankan begitu, untuk sekedar kesal padamu pun, rasanya sangat sulit kulakukan. Terlalu banyak kenangan yang kau berikan. Kebaikan yang kau lakukan dalam hidupku. Jess, kaulah duniaku. Jadi, bagaimana mungkin aku membencimu?”
Jessica nyaris menangis membacanya. Dia mencoba menahan airmatanya. Tapi, saat dia menoleh dari kartu itu, dan matanya kembali menatap layar datra 14 inch di hadapannya, air mata itu akhirnya tak dapat dibendung lagi, tumpah membasahi pipi Jessica, dan turun dengan lembut ke dagunya, berakhir ke black hotpants yang dipakainya.
Di layar itu terpampang jelas, foto Justin dan Selena Gomez, yang sekarang dikabarkan adalah pacarnya. Yang baru 2 bulan mereka mengiyakan gosip yang selama ini beredar dalam masyarakat. Yang katanya sedang panas-panasnya, sedang hangat-hangatnya.
Disana terpampang foto Justin dan Selena, dengan pakaian khas pantai. Justin dengan dada telanjang, dan Selena dengan bikini yang hanya menyembunyikan sedikit saja bagian tubuhnya. Foto mereka berpelukan, foto mereka berciuman, foto mereka berpelukan lagi, berciuman lagi, lagi, berciuman lagi, berpelukan sambil berciuman, dan berciuman lagi.
Foto yang sukses menghancurkan hati Jessica. Merobek-robek perasaannya. Padahal, mereka kan masih berpacaran. Mereka masih berhubungan, mereka masih sah.
Sekarang, rasanya pantas kalau Jessica yang melontarkan kata-kata di kartu yang diberikan Justin itu kepada si pemilik. Rasanya sangat pantas meneriakkan kata-kata itu kembali kepada Justin.
Sekarang, siapa yang berbohong? Dan kenapa harus berbohong kalau akhirnya aku juga akan mengetahuinya?

“Jess, come to my house tonight okay?”
3 hari setelah kejadian itu, Chaz tiba-tiba menelpon Jessica. Tidak ada angin, tak ada hujan. Padahal, Chaz paling tidak akrab dengan Jessica. Bisa dibilang, dibanding Ryan dan Justin, Jessica paling jarang ngobrol dengan Chaz.
“What’s up?” kata Jess di telpon, masih dengan nada penasaran dan sedikit bingung.
“Ryan is back for the holiday, and Justin will come tonight!”
“What? He’s in Stratford?” kata Jessica kaget.
“Yeah, secret mission, I mean, no media knows bout it. Come on, you should come totally!” kata Chaz lagi. Jessica terdiam sejenak, merasa tidak yakin bisa bertemu dengan Justin.
Sejak kejadian itu, sejak 3 hari yang lalu, Jessica tidak menghubungi Justin sama sekali, walaupun Justin tetap berusaha untuk menelpon dan me-reach Jessica, tapi Jessica mengabaikan semuanya. Setelah melihat foto-foto itu, Jessica hanya mengirim text message berisi kata-kata Justin di kartu yang diberikannya pada Jessica dulu. Hanya itu. Lalu Justin berusaha menghubungi. Lewat telpon, sms, skype, twitter, semuanya, tapi tak ada yang berhasil. Jessica sengaja memblock Justin dari twitternya, mengatur agar semua telpon Justin lansgung masuk ke voice mail, tidak mau membuka sms, dan terus off atau invisible di skype.
Dan tiba-tiba, sekarang dia ada disini? Di satu kota dengan Jessica? Di satu wilayah? Bahkan di satu komplek perumahan?! Dan dia tidak menemui Jessica?
Well, walaupun kalau Justin mencoba menemuinya, dia bakal menolak hal itu.
“Jess, are you still there?” kata Chaz lagi dari ujung sana, menyadarkan Jessica dari lamunannya.
“I don’t know Chaz, I have something to do tonight,”
“No! You just can’t do that. I have barbeque party tonight at my house, with Jasmine also. Come on!”
Jasmine itu pacar Chaz, teman dekat Jessica. Dan tiba-tiba, suara Chaz sudah digantikan dengan suara Jasmine.
“I don’t want to here any excuse! AT. ALL! Okay? So Jess, just come. And you should. Jessica Adeline Ridel, YOU. SHOULD. COME. TONIGHT! Or I will be unfriend you. You hear me?”
“But Jasmine I,....”
“I told you, no excuse! Understand?! All I know is that I will see you tonight, coming to my party, and will not be late. You will be there, right Jess?”
“Jasmine, I....”
“Right? Jess, you will be here, no matter what. Don’t make me ask somebody to pick you up at home. You’re not a little girl anymore!” kata Jasmine. Ini anak emang keras kepala. Dan Jessica tau, kalau dia tidak melaksanakan perkataan Jasmine, dia akan mendiamkan Jessica sampai seminggu, bahkan lebih kalau perlu.
“Yeah okay fine,” kata Jess akhirnya.

Jessica sampai di rumah Chaz jam 7.15, dan tampaknya acaranya sudah dimulai. Well, emang sih harusnya acara mulai jam 7. Tapi Jessica harus benar-benar harus meyakinkan dirinya sendiri dulu, apakah akan datang atau tidak. Dia masih malas bertemu Justin. Tapi, resiko yang ditanggung kemudian juga cukup membahayakan.
Dan Jasmine sudah menunggu di pintu depan, waktu Jessica sampai dan turun dari mobilnya. Jasmine mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai waktu Jessica berjalan ke arahnya.
I thought I told you to not be late,”
“Jasmine I should be sure before coming here,”
“Oh come on!” kata Jasmine langsung merangkul Jessica, lalu mengajaknya masuk. Jasmine Cuma make tank top dan jaket jeans pendek yang hanya sebatas perutnya, dan rok sepaha berwarna putih. Sementara Jessica memakai sweater jaring-jaring di atas tank top putihnya, dengan hot pants biru yang hanya menutupi pahanya.
Orang tua Chaz tak ada di rumah, dan ruang tengah sudah penuh dengan teman-teman sekolah Chaz, Jasmine dan Jessica. Well, party nya cukup ramai, dan Jessica melihat beberapa teman sekelasnya sudah ada di ruang tengah, beberapa mengobrol dengan teman, beberapa dengan pacar. Mereka langsung melewati ruang tengah dan berjalan ke belakang, ke taman. Tapi, baru sampai dapur, Justin sudah berdiri disana. Sendiri, kelihatan seperti menunggu.
Jasmine langsung melepaskan pelukannya dan berlari ke taman, meninggalkan Justin dan Jessica di dapur, dan mengunci pintunya. Pintu dari ruang tengah, dan pintu ke taman. Luar biasa. Ini jebakan!
“Hey babe,” Justin berjalan ke arah Jessica, yang sudah terpojok di dinding, di sebelah pintu.
“Oh, hei,” kata Jessica kikuk. Ini dia hal yang ditakutkan, bagian harus berbicara dengan Justin. Apa yang bisa dikatakannya?
“I’m sorry,” kata Justin langsung meraih tangan Jessica dan menciumnya. Jessica Cuma diam saja. Tapi entah kenapa, matanya terasa panas. Tampaknya dia akan menangis.
“Where is she?” kata Jessica, mencoba menahan suaranya agak tidak gemetar.
“Who?”
“Your new girlfriend of course. The famous Selena,” kata Jessica ketus.
“She’s not here, she’s not coming. And she, IS NOT my girlfriend. You are, Jess,” kata Justin lagi, semakin mendekat. Jessica semakin ingin menangis. Ini kebohongan apa lagi sih Tin?
“I should tell you this first, but I have so much things to do lately, and boom, those stupid photo session came. I have no time to tell you the truth and should do that,”
“The truth about you have new girlfriend?” tanya Jessica sinis.
“No, the truth that it just a drama. It just a fake relationship. I have nothing to do with Selena Gomez,”
“Nothing except keep kissing her all the time,” kata Jessica membuang wajahnya jengan berpandangan terus dengan Justin. Jengah dipandangi Justin.
“Jess please understand, it just part of the drama. I mean, I just act as if I am her boyfriend and she is my girlfriend,”
“Because?” kata Jessica lagi, masih tidak mau memandang Justin.
“Because I have too. It’s part of the deal,”
“What deal?” kata Jessica lagi. Kali ini, dia kembali menoleh ke arah Justin. Tapi Justin sedikit diam.
“Justin, why you should lie? You know, if you say to truth to me, even it’s really hurt, I will never able to hate you. Why you should lie,” nada Jessica mulai bergetar. Dia ga bisa membohongi lagi kalau dia sedih sekali dengan keadaan sekarang ini.
“I’m not lie! I just didn’t tell you yet. I told you, it just a fake relationship, and I can’t tell you the deal Jess, sorry,”
Jessica melepaskan tangannya dari genggaman Justin, dan juga sedikit mendorong tubuh Justin menjauh, lalu berjalan ke seberang ruangan. Di dekat Justin, dia sudah sangat rindu dipeluk. Tapi, hubungan mereka sekarang terlalu rumit. Dan, Jessica masih terlalu sakit hati dengan foto-foto itu.
“Jess,” Justin ikutan mengejar lagi, tapi Jessica langsung duduk di sebuah kursi di mini bar di dapur Chaz. Justin langsung duduk di sebelahnya. Kembali menggenggam tangannya.
“I know you will not believe me. But I promise I tell you the truth. You are my girlfriend Jess, just you,” kata Justin lagi. Jessica diam aja. Sebutir air mata sudah turun membasahi pipinya. Dan Jessica belum sempat menyembunyikannya, belum sempat menghapusnya, dan sudah kepalang terlihat oleh Justin.
“Jess, could I hug you please? Just please babe?” nada  Justin sedih banget. Jessica diam, tapi kemudian dia mengangguk. Justin langsung berdiri dari kursi, dan memeluk Jessica, mencium puncak kepala Jessica dengan wajah Jessica tepat di dada Justin. Lalu kemudian tangannya ikut terulur, memeluk Justin. Dia kangen pada Justin, Justin nya yang manis, yang sangat mencintainya, yang sangat dia cintai.
“You may not believe me still, and we can call Scooter if you want. Jess, I love you, and this thing just for public only. You are the only one that should called Justin Bieber’s girlfriend. And I come here to explain everything. You know how precious you are to my life, Jess. Since we still kid, since we live with all the bad boy thing, the stupid things kids did in the childhood, and how many things you’ve done to me, how you think I can even get mad at you? You’re the most thing I need in my life Jess,” kata Justin lagi. Kali ini Jessica sudah benar-benar menangis. Teringat kembali kenangan masa kecil mereka. Justin yang sering kabur untuk mengamen, karna tekanan menjadi anak hasil broken home, dan Jessica akan terus menemaninya. Mereka sering curhat bersama, mengganggu anjing-anjing di rumah besar di kompleks perumahan sebelah, lalu saat anjingnya ribut menyalak, mereka akan berlari, tertawa bahagia. Atau saat Justin melindungi Jessica yang diganggu cowok-cowok nakal. Atau saat Jessica membela Justin yang diolok-olok karna tinggi badannya yang saat itu masih sangat pendek. Dan banyak kenangan lain.
“You’re the one that accept me as me Jess. As a boy I was, as a man I am. As this kind of man I am now. You’re the one that keep being my number 1 fans, my biggest supporter, my adviser, my sweetheart, my baby, my girlfriend, and it will be only you,” kata Justin lagi, kembali mencium kening Jessica, lalu melepaskan pelukannya, kembali duduk menghadap Jessica, dan menatap matanya.
“I believe you,” kata Jessica akhirnya dengan senyum manis. Justin langsung menghapus airmata Jessica dengan jari-jari tangannya.
“I’m sorry Justin I ever doubt you,” kata Jessica lagi, tapi Justin langsung menggeleng.
“No, it’s not your fault babe. It’s totally my mistake. I didn’t tell you before,” kata Justin lagi, masih menghapus airmata di wajah Jessica, lalu kemudian merapikan anak-anak rambut dan poni Jessica. Justin semakin mendekatkan wajahnya, lalu mencium bibir Jessica lembut, sebentar hanya sekitar detik, lalu menarik tubuhnya, dan kembali memandang wajah Jessica.
“Oh, I almost forgot!” kata Justin lalu merogoh kantong celananya. Jessica menghapus air matanya sampai habis lalu kembali memperhatikan Justin yang sudah mengeluarkan sebuah kotak panjang dari kantong celananya. Justin lalu membuka kotak tersebut dan mengeluarkan sesuatu di dalamnya, meletakkan kotaknya di meja bar.
“Justin....” Jessica sedikit terkejut dan gasping sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Justin tersenyum dan menunjukkan kalung yang sudah dipegangnya, kalung berbandul hati, tetapi sedikit aneh. Di atas hati itu ada 2 bulatan kecil.
“It shows my love tou you, my heart to you. See, it’s consist of 2 Js here, for Justin and Jessica. This one is J too,” kata Justin sambil menunjuk sebelah kiri dari bentuk hati itu. Jessica menyentuh huruf itu dengan jari telunjuk tangan kanannya.
“See, if this heart got seperated, and one of the J’s gone, then this heart will be broken, just like my heart,” kata Justin lagi, sambil menjelaskannya dengan tangannya.
“So, we can’t be seperated, we can’t live without each other babe,” kata Justin tersenyum. Jessica ikut-ikutan tersenyum manis.
“So, should I help you?” kata Justin sambil menaikkan alisnya sedikit. Jessica tersenyum kecil, lalu mengangkat rambutnya, dan Justin memakaikan kalung tersebut di leher Jessica. Jessica menyentuh bandung berbentuk hati itu, dan memandang Justin yang sudah kembali berdiri di hadapannya.
“Happy one year anniversarry babe,” kata Justin lagi. Jessica sedikit kaget, lalu tersenyum manis sekali.
“Thank you so much Justin. I love you,” kata Jessica dan Justin langsung memeluknya erat, dan membisikkan sesuatu.
“I love you so damn much, my heart"



komentar? silahkan bangeeeeeet (:

xoxoxo
~ Ribka ~

Tidak ada komentar: